Joko Temui Syamsu Rizal, KPU Tolak Rodhy–Lukman
pemilu kada 15.50
BANDARLAMPUNG – Staf Ahli Pangdam II Sriwijaya Kol. CZI Amalsyah Tarmizi bakal berpasangan dengan Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Lampung Gunadi Ibrahim dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2 Oktober 2013.
Pasangan ini akan maju dari jalur perseorangan. Sumber Radar Lampung yang merupakan pengurus Partai Gerindra membocorkan, calon gubernur (cagub) pasangan Gunadi adalah Amalsyah. ’’Ini sangat rahasia ya. Amalsyah, Pak Gunadi cawagub,’’ kata sumber yang meminta namanya tidak dipublikasikan.
Menurut dia, agendanya, pukul 09.00 WIB pagi ini (29/5), mereka akan kumpul di kantor DPD Partai Gerindra Lampung. ’’Ada acara perkenalan cagub di hadapan seluruh pengurus DPD dan DPC se-Lampung. Baru berangkat ke KPU,’’ bebernya.
Ia mengatakan, pasangan ini akan menyerahkan dukungan dari masyarakat ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung pada batas akhir waktu penyerahan dukungan bakal pasangan calon perseorangan berakhir hari ini (29/5).
Ketika dikonfirmasi, Amalsyah tak membantah, juga tak membenarkan. ’’Lihat saja besok,’’ ungkap mantan Danrem 043/Gatam ini melalui telepon genggamnya. Ia menambahkan, selama ini komunikasi dengan Gunadi memang baik.
Sementara Gunadi tidak bisa dikonfirmasi. Dua nomor telepon genggamnya tidak aktif ketika dihubungi tadi malam. Namun, Sekretaris DPD Partai Gerindra Pattimura Danial membenarkan bahwa hari ini ada rapat koordinasi seluruh DPC kabupaten/kota dan bacaleg. Salah satu agendanya yaitu mengevaluasi situasi politik menjelang pilgub.
Tapi, Pattimura tidak mau berkomentar soal duet Amalsyah-Gunadi. ”Nggak tahu. Besok rakor seluruh DPC dan bacaleg dalam rangka pencalegan dan evaluasi terhadap situasi politik pilgub. Prinsipnya, Partai Gerindra juga siap kemungkinan daftar independen. Lihat saja besok. Forum yang akan mengambil keputusan. Jodoh urusan Tuhan,’’ katanya.
Menurut dia, Partai Gerindra yang memiliki kursi di DPRD Lampung ini juga telah memiliki tagline yang memang mengisyaratkan untuk memilih jalur perseorangan. ’’Jadi nanti judulnya Gerindra Bergerak Bersama Rakyat,’’ urainya.
Terpisah, tadi malam Wakil Gubernur Lampung M.S. Joko Umar Said menggelar pertemuan dengan Direktur Utama Bank Lampung Syamsu Rizal (SR). Sumber koran ini mengatakan, pertemuan terkait kemungkinan berpasangan dalam pilgub. Belakangan, nama Syamsu memang mulai diperhitungkan dalam bursa cawagub.
Selain dengan Joko, Syamsu juga digaet oleh Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihang. ’’Sudah ada yang nawarin dia wakil, dua cagub. Tapi, SR lagi kalkulasi dana dan sinyal be 1 (Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P., Red),’’ kata sumber yang merupakan pengurus salah satu partai politik ini.
Ia melanjutkan, tadi malam Syamsu berkomunikasi dan melakukan penjajakan dengan Joko. ’’Yang jelas, SR nggak mungkin be 1 (posisi cagub, Red), itu kesimpulan malam ini. Tapi, sama siapa belum deal. Kalau nggak ada restu dari be 1, nggak maju. Makanya malam ini komunikasi. Lagian belum tentu juga sama Joko,’’ kata sumber itu.
Di bagian lain, pasangan dr. M. Rodhy Selawi dan Lukman Hakim gagal mendaftar sebagai bakal pasangan cagub-cawagub independen. KPU Lampung menolak pendaftaran pasangan dokter-birokrat ini karena berkas persyaratan dukungan yang diserahkan tidak sesuai dengan formulir di Peraturan KPU No. 9/2012.
Menurut peraturan, berkas dukungan harus diberi meterai per kelurahan/desa. Namun, tim pemenangan Rodhy-Lukman menyerahkan berkas dengan meterai per kecamatan. Sementara, dukungan yang disiapkan berjumlah 389.940 KTP dari yang disyaratkan minimal 383.460 lembar. Dukungan ini tersebar di 13 kabupaten/kota.
’’Kalau belum benar, bisa diserahkan besok pagi. Baru bisa kami terima, sekalian menghitung dukungannya,’’ kata penanggung jawab kelompok kerja (pokja) pencalonan KPU Lampung, Handi Mulyaningsih, kepada Rodhy yang datang bersama keluarga dan tim pemenangannya.
Handi melanjutkan, dukungan yang harus diserahkan adalah hardcopy fotokopi ktp dan softcopy dukungan dalam bentuk program Microsoft Excel, bukan portable document format (pdf).
’’Kalau pdf nggak bisa diverifikasi oleh kpu. Nanti Kpu akan memberi tanda bukti dukungan yang diserahkan setelah menghitung dukungan dalam bentuk Excel,’’ ucapnya.
Sementara Rodhy mengatakan, kesalahan berkas ini tidak menyurutkan niatnya bersama Lukman untuk maju dalam pilgub. Ia mengatakan, Lukman tidak mendampinginya ke KPU kemarin karena tengah menjalankan tugas sebagai wali kota Metro.
Keduanya termotivasi maju sebagai calon independen (caden) karena ingin mencoba membuat Lampung baru. Pasangan ini mengharapkan agar Lampung lebih baik dari sebelumnya dan yang ia kerjakan menjadi ibadah.
”Saya pikir, Lampung perlu hijrah ke yang lebih baik lagi. Karena saya dokter, biasa menangani penyakit. Ternyata, saya lihat juga Lampung banyak sakitnya,” ungkap pemilik klinik kecantikan Dr. Rodhy Clinic (DRC) ini.
Ia juga merasa tidak sepopulis kandidat lainnya. Tapi, Rodhy mengaku tidak tiba-tiba ingin maju pilgub dan sudah berinvestasi sosial selama sepuluh tahun terakhir dengan modal silaturahmi. ”Saya melakukan ini sudah lama, sepuluh 10 tahun. Tapi, intensnya baru tiga tahun ini,” ujarnya.
Dikatakan, dirinya juga memang sengaja tidak memasang alat peraga sosialisasi. ’’Kan kalau spanduk ada tulisan ’’Pillihlah saya!’, maka itu pemimpin yang mencari rakyat. Yang benar itu, rakyat mencari pemimpin,” ungkap salah satu pendiri Partai Demokrat di Lampung ini. (red/p6/c2/ary)
source: www.radarlampung.co.id
Pasangan ini akan maju dari jalur perseorangan. Sumber Radar Lampung yang merupakan pengurus Partai Gerindra membocorkan, calon gubernur (cagub) pasangan Gunadi adalah Amalsyah. ’’Ini sangat rahasia ya. Amalsyah, Pak Gunadi cawagub,’’ kata sumber yang meminta namanya tidak dipublikasikan.
Menurut dia, agendanya, pukul 09.00 WIB pagi ini (29/5), mereka akan kumpul di kantor DPD Partai Gerindra Lampung. ’’Ada acara perkenalan cagub di hadapan seluruh pengurus DPD dan DPC se-Lampung. Baru berangkat ke KPU,’’ bebernya.
Ia mengatakan, pasangan ini akan menyerahkan dukungan dari masyarakat ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung pada batas akhir waktu penyerahan dukungan bakal pasangan calon perseorangan berakhir hari ini (29/5).
Ketika dikonfirmasi, Amalsyah tak membantah, juga tak membenarkan. ’’Lihat saja besok,’’ ungkap mantan Danrem 043/Gatam ini melalui telepon genggamnya. Ia menambahkan, selama ini komunikasi dengan Gunadi memang baik.
Sementara Gunadi tidak bisa dikonfirmasi. Dua nomor telepon genggamnya tidak aktif ketika dihubungi tadi malam. Namun, Sekretaris DPD Partai Gerindra Pattimura Danial membenarkan bahwa hari ini ada rapat koordinasi seluruh DPC kabupaten/kota dan bacaleg. Salah satu agendanya yaitu mengevaluasi situasi politik menjelang pilgub.
Tapi, Pattimura tidak mau berkomentar soal duet Amalsyah-Gunadi. ”Nggak tahu. Besok rakor seluruh DPC dan bacaleg dalam rangka pencalegan dan evaluasi terhadap situasi politik pilgub. Prinsipnya, Partai Gerindra juga siap kemungkinan daftar independen. Lihat saja besok. Forum yang akan mengambil keputusan. Jodoh urusan Tuhan,’’ katanya.
Menurut dia, Partai Gerindra yang memiliki kursi di DPRD Lampung ini juga telah memiliki tagline yang memang mengisyaratkan untuk memilih jalur perseorangan. ’’Jadi nanti judulnya Gerindra Bergerak Bersama Rakyat,’’ urainya.
Terpisah, tadi malam Wakil Gubernur Lampung M.S. Joko Umar Said menggelar pertemuan dengan Direktur Utama Bank Lampung Syamsu Rizal (SR). Sumber koran ini mengatakan, pertemuan terkait kemungkinan berpasangan dalam pilgub. Belakangan, nama Syamsu memang mulai diperhitungkan dalam bursa cawagub.
Selain dengan Joko, Syamsu juga digaet oleh Sekretaris Provinsi Lampung Berlian Tihang. ’’Sudah ada yang nawarin dia wakil, dua cagub. Tapi, SR lagi kalkulasi dana dan sinyal be 1 (Gubernur Lampung Sjachroedin Z.P., Red),’’ kata sumber yang merupakan pengurus salah satu partai politik ini.
Ia melanjutkan, tadi malam Syamsu berkomunikasi dan melakukan penjajakan dengan Joko. ’’Yang jelas, SR nggak mungkin be 1 (posisi cagub, Red), itu kesimpulan malam ini. Tapi, sama siapa belum deal. Kalau nggak ada restu dari be 1, nggak maju. Makanya malam ini komunikasi. Lagian belum tentu juga sama Joko,’’ kata sumber itu.
Di bagian lain, pasangan dr. M. Rodhy Selawi dan Lukman Hakim gagal mendaftar sebagai bakal pasangan cagub-cawagub independen. KPU Lampung menolak pendaftaran pasangan dokter-birokrat ini karena berkas persyaratan dukungan yang diserahkan tidak sesuai dengan formulir di Peraturan KPU No. 9/2012.
Menurut peraturan, berkas dukungan harus diberi meterai per kelurahan/desa. Namun, tim pemenangan Rodhy-Lukman menyerahkan berkas dengan meterai per kecamatan. Sementara, dukungan yang disiapkan berjumlah 389.940 KTP dari yang disyaratkan minimal 383.460 lembar. Dukungan ini tersebar di 13 kabupaten/kota.
’’Kalau belum benar, bisa diserahkan besok pagi. Baru bisa kami terima, sekalian menghitung dukungannya,’’ kata penanggung jawab kelompok kerja (pokja) pencalonan KPU Lampung, Handi Mulyaningsih, kepada Rodhy yang datang bersama keluarga dan tim pemenangannya.
Handi melanjutkan, dukungan yang harus diserahkan adalah hardcopy fotokopi ktp dan softcopy dukungan dalam bentuk program Microsoft Excel, bukan portable document format (pdf).
’’Kalau pdf nggak bisa diverifikasi oleh kpu. Nanti Kpu akan memberi tanda bukti dukungan yang diserahkan setelah menghitung dukungan dalam bentuk Excel,’’ ucapnya.
Sementara Rodhy mengatakan, kesalahan berkas ini tidak menyurutkan niatnya bersama Lukman untuk maju dalam pilgub. Ia mengatakan, Lukman tidak mendampinginya ke KPU kemarin karena tengah menjalankan tugas sebagai wali kota Metro.
Keduanya termotivasi maju sebagai calon independen (caden) karena ingin mencoba membuat Lampung baru. Pasangan ini mengharapkan agar Lampung lebih baik dari sebelumnya dan yang ia kerjakan menjadi ibadah.
”Saya pikir, Lampung perlu hijrah ke yang lebih baik lagi. Karena saya dokter, biasa menangani penyakit. Ternyata, saya lihat juga Lampung banyak sakitnya,” ungkap pemilik klinik kecantikan Dr. Rodhy Clinic (DRC) ini.
Ia juga merasa tidak sepopulis kandidat lainnya. Tapi, Rodhy mengaku tidak tiba-tiba ingin maju pilgub dan sudah berinvestasi sosial selama sepuluh tahun terakhir dengan modal silaturahmi. ”Saya melakukan ini sudah lama, sepuluh 10 tahun. Tapi, intensnya baru tiga tahun ini,” ujarnya.
Dikatakan, dirinya juga memang sengaja tidak memasang alat peraga sosialisasi. ’’Kan kalau spanduk ada tulisan ’’Pillihlah saya!’, maka itu pemimpin yang mencari rakyat. Yang benar itu, rakyat mencari pemimpin,” ungkap salah satu pendiri Partai Demokrat di Lampung ini. (red/p6/c2/ary)
source: www.radarlampung.co.id
Baca Juga :